Rabu, 07 Desember 2011

FISIOLOGIS IBU INTRANATAL DAN POSTNATAL

 FISIOLOGIS IBU INTRANATAL DAN POSTNATAL

Pemahaman yang mendalam tentang adaptasi ibu selama masa hamil akan membantu perawat mengantisipasi dan memperbaharui kebutuhan wanita selama brsalin.  Perubahan lebih lanjut terjadi seiring  kemajuan tahap bersalin wanita itu. Bagai sistem tubuh beradaptasi terhadap proses persalinan, menimbulkan gejala, baik yang bersifat objektif maupum subjetif.

~Perubahan kardiovaskuler
Pada setap kontraksi , 400 mil darah di keluarkan dari uterus dan masuk kedalam sistem vaskular ibu. Hal ini akan meningkatkan curah jantung sektiar 10% sampai 15% pada tahap pertama persalinan dan sekitar 30% samapi 50% pada tahap ke dua persalinan.

Perawat dapat mengantisipasi perubahan tekanan darah. Ada beberapa faktor yang mengubah tekanan darah ibu. Aliran darah yang menurun pada arteri  uterus akibat kontraksi, di arahkan kembali ke pembuluh darah ferifer. Timbul tekanan ferifer tekanan darah meningkat, dan frekwensi denyut nadai melambat. Pada tahap pertama persalinan kontraksi uterus meningkatkan tekanan sistolik sampai sekitar 10mmhg. Pada tahap ke dua kontraksi dapat meningkatkan tekanan sistolik samapai 30mmhg dan tekanan diastolik sampai 20mmhg.selama wanita melakukan manuver valsalva janin dapat mengalami hipoksia . proses ini pulih kembali saat wanita menarik nafas.

Ibu memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami hipotensi supine,  jika pembesaran uterus berlebihan akibat kehamilan kembar , hidramion, obesitas atau dehidrasidan hipovolemia. Selain itu rasa cemas dan nyeri serta penggunaan analgesik dan anestetik dapat menyebabkan hipotensi.

Sel  darah putih (SDR) meningkat, sering kali sampai  25.000/mm. Terjadi beberapa perubahan pembuluh darahh perifer, kemungkinan sebagi respon terhadap dolatasi seviks  atau kkompresi pembuluh darah ibu oleh janin yang melalui jalan lahir.pipi jadi merah kaki panas atau dingin, yang terjadi prolaps hemoroidsistem pernapasan juga beradaptasi. Peningkatan aktifitas  fisik dan peningkatan pemakaian oksigen, terlhat dari peningkatan ferkwensi pernafasan. Hper fentilasi dapat meneyebab kan alkalosis respiratorik,  ( pH meningkat), hipoksia dan hipokapnea ( karbon dioksida menurun).

~Perubahan Kardiovaskuler


Perawat dapat berharap akan menemukan beberapa perubahan pada sistem kardiovaskuler wanita selama bersalin. Pada setiap kontraksi, 400 ml darah dikeluarkan dari uterus akan masuk ke dalam sistem vaskuler ibu. Hal ini akan meningkatkan curah jantung sekitar 10%-15% pada tahap pertama persalinan dan sekiar 30%-50% pada tahap kedua persalinan.


Perawat dapat mengantisipasi perubahan tekanan darah. Ada beberapa faktor yang mengubah tekanan darah ibu. Aliran darah, yang menurun pada arteri uterus akibat kontraksi, diarahkan kembali ke pembuluh darah perifer. Timbul tahanan perifer, tekanan darah meningkat, dan frekuensi denyut nadi melambat. Pada tahap pertama persalinan, kontraksi uterus meningkatkan tekanan sistolik sampai sekitar 10 mmHg. Oleh karena itu pemeriksan tekanan darah diantara kontraksi memberi data yang lebih akurat. Pada tahap kedua, kontraksi dapat mengingkatkan tekanan sistolik sampai 30 mmHg dan tekanan diastolik sampai 25 mmHg. Akan tetapi, baik tekanan sistolik maupun diastolik akan tetap sedikit meningkat diantara kontraksi. Wanita yang memaang memiliki risiko hipertensi kini resikonya meningkat untuk mengalami komplikasi, seperti perdarahan otak.


Wanita harus tahu bahwa ia tidak boleh melakukan manuver Valsava (menahan nafas dan menegangkan otot abdomen) untuk mendorong selama tahap kedua. Aktivitas ini meningkatkan tekanan intratoraks, mengurangi aliran balik vena, dan meningkatkan tekanan vena. Curah jantung dan tekanan darah meningkat, sedangkan nadi melambat untuk sementara. Selama wanita melakukan manuver Valsava, janin dapat mengalami hipoksia. Proses ini pulih kembali saat wanita menarik nafas.


Hipotensi supine terjadi saat vena kava aseden dan aorta desenden tertekan. Ibu memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami hipotensi supine, jika pembesaran uterus berlebihan akibat kehamilan kembar, hidramnion, obesitas , atau dehidrasi dan hipovolemia. Selain itu, rasa cemas dan nyeri serta penggunaan analgesik dan anestetik dapat menyebabkan hipotensi.


Sel darah putih (SDP) meningkat, seringkali sampai ≥ 25.000/mm3. Meskipun mekanisme yang menyebabkan jumlah SDP meningkat masih belum diketahui, tetapi diduga hal itu terjadi akibat stres fisik atau emosi atau trauma jaringan. Persalinan ssngat melelahkan. Melakukan latihan fisik saja dapat meningkatkan jumlah SDP.


Terjadi beberapa perubahan pembuluh darah perifer, kemungkinan sebagai respons terhadap dilatasi serviks atau kompresi pembuluh darah ibu oleh janin yang melalui jalan lahir. Pipi menjadi merah, kaki panas atau dingin, dan terjadi prolaps hemoroid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar